Wednesday, August 15, 2007

Memberi Nilai pada Musik [Valuing Music]

Saya yakin, Ibu-ibu, Bapak-bapak, dan saudara sekalian sudah cukup banyak membaca tulisan tentang pengaruh musik bagi kesejahteraan hidup: kesehatan fisik-mental, kecerdasan, kuatnya ingatan, tingginya konsentrasi, dll. Sejak jaman dahulu 'misteri' hubungan musik dengan manusia terus diteliti dan masih menjadi bahasan yang menarik hingga sekarang. Dengan ditemukannya teknologi perekaman audio dan media massa elektronik, musik dapat dengan mudah kita nikmati. Kita tidak perlu menantikan konser musik atau acara keagamaan untuk mendengarkan musik. Selama kita memiliki alat pemutarnya, kita tinggal membeli rekaman lagu-lagu baik dalam bentuk piringan hitam, kaset, CD, atau DVD. Musik semakin akrab dengan kehidupan kita. Konsekuensinya, kita seringkali bingung, mau mendengarkan musik apa, yang seperti apa, ciptaan siapa, atau siapa yang membawakan. Mudahnya kita menikmati musik kadang dapat membuat kita bosan mendengarkan musik. Di mana-mana diputar rekaman lagu. Bahkan kadang-kadang, di beberapa tempat yang terpisah lagu yang diputar adalah lagu yang itu-itu saja. Tergantung lagu mana yang sedang banyak digandrungi masyarakat..

Orang-orang kemudian mulai mencari tahu, musik apa/ yang mana/ karya siapa yang paling baik untuk mengatasi masalah tertentu. Banyak formula dicari, diciptakan, dan diuji. Komposisi musik mana yang dapat menimbulkan perasaan haru; karya siapa yang dapat membuat kita cerdas; lagu apa dalam versi bagaimana yang dapat membuat kita antusias, dll. Musik tak ubahnya seperti obat yang dapat diresepkan untuk penyakit tertentu. Pengalaman kita akan musik mulai kehilangan sifatnya yang personal, unik, subjektif, dan unreplicable.

Namun apakah sebegitu reaktifnya manusia atas musik yang didengarkannya? Apakah tidak ada pengaruh faktor keterlibatan manusia saat mendengarkan atas 'manjur'nya musik?

Beberapa penelitian psikologi musik awal abad 21 ini justru melihat bahwa pengaruh positif musik pada manusia tidak semudah analogi obat atas penyakit tertentu. Dr. Alexandra Lamont, pakar psikologi musik dari Universitas Keele di Inggris mengatakan bahwa tidak ada bukti yang menyatakan bahwa hanya dengan mendengarkan musik dapat memberi pengaruh pada kecerdasan maupun emosi anak. Beberapa fakta menunjukkan bahwa keterlibatan aktif dengan musiklah yang menyebabkan musik mempunyai pengaruh positif bagi kita. Aktif di sini tidak hanya bermakna fisikal atau motorik, tapi juga secara mental, emosional, dan spiritual.

Memberi makna dan nilai pada musik sebagai suatu hal yang berharga, bermanfaat, dan menyenangkan mengimplikasikan pemberian sikap positif kepada musik. Musik tidak hanya sekedar dipandang sebagai suatu rangkaian bunyi yang harus dimainkan/ didengarkan, namun juga rangkaian bunyi yang indah, yang jika disimak lebih dalam bisa menyampaikan sesuatu yang berharga kepada kita. Pemberian sikap positif ini juga mengimplikasikan semangat dan perasaan gembira dalam mengikuti kegiatan musik. Bagi anak-anak usia dini [0-6 tahun] musik seyogyanya adalah suatu kegiatan yang menyenangkan baik dari saat persiapan, proses belajar, dan saat menikmatinya.

Lebih lanjut lagi, banyak sekali nilai-nilai positif yang dapat kita ajarkan kepada anak-anak kita jika kita mengajarkan kepada mereka bahwa musik adalah suatu hal yang berharga, bermanfaat, dan menyenangkan. Kita dapat mengajarkan nilai respek: bagaimana mereka menghargai usaha mereka sendiri dalam berlatih, membuat, dan memainkan musik; bagaimana mereka dapat menghargai musik yang dimainkan orang lain; bagaimana mereka dapat belajar memberi dan menerima masukan atas usaha yang dijalankannya, dll. Mereka dapat belajar tentang Kerjasama: saling membantu dalam persiapan sebuah pementasan, berbagi tugas dalam memainkan komposisi. Melalui lirik lagu yang diajarkan oleh gurunya, anak-anak dapat belajar tentang Kedamaian, Kasih Sayang, Kesederhanaan, Tanggung Jawab, Kerendahhatian, juga Kedisiplinan.

Memberi makna dan nilai pada musik sebagai suatu hal yang berharga, bermanfaat, dan menyenangkan adalah pintu gerbang utama bagi kita untuk dapat mengalami pengaruh positifnya. Mari kita lebih giatkan kepada anak-anak kita bukan hanya untuk banyak mendengarkan musik, namun lebih penting dari itu adalah memberi nilai positif pada musik sebagai suatu hal/ kegiatan yang berharga, bermanfaat, dan menyenangkan.

- p. b. adi -

3 comments:

Unknown said...

Halo doy!
Doy gueh seneng eluh punya blog ini. Rajin diupdate ya.

Btw, bersediakah eluh menulis laporan pendek (pendek sekali: 2 paragraf max) tentang program musik yang pernah eluh jalankan untuk gueh upload ke 'updating akademos?'

PS: ubah setting blog eluh supaya bisa dikomentar oleh semua orang doy (sekarang blog eluh hanya bisa dikomentari oleh pemilik account blogger --atau memang sengaja?

Anonymous said...

saya adalah seorang pemerhati budaya populer, dan saya sangat nyinyir dengan segala hal. bolehkah suatu waktu saya menyumbangkan artikel yang saya tulis melalui perspektif saya? misalnya, "valuing music" dalam konteks yang lebih kultural? saya rasa hal ini penting, mengingat semangat berkesenian dan memaknai karya seni (dalam hal ini musik) seharusnya merupakan pengalaman yang dapat diakses oleh seluruh kalangan, serta KELAS SOSIAL.
saya hanya ingin menambahkan point bahwa dalam peta budaya populer tempat kita kini berada, seluruh pengalaman estetik tidak dapat dilepaskan dari konstruksi KELAS, dan perjuangan KELAS.
terima kasih.

valuing music project said...

terimakasih banyak komennya mas idiot (yang saya tau pasti, anda tidak idiot) :)

kami sangat berkenan jika mas mau menyumbang artikel untuk blog ini. mengingat ini adalah salah satu sarana jaringan diskusi dan dukungan, juga karena hal yang terbahas adalah musik, pandangan dari sudut budaya serta sosial memang sangat perlu untuk disampaikan.

silakan kirim tulisan mas ke email kami di valuingmusicproject@gmail.com

ditunggu ya mas,

warmest regards,

-p. b. adi-