Wednesday, October 24, 2007

Atmosfer - Musik

Kita sering mendengar kata atmosfer. Kata ini merujuk pada lapisan udara yang menyelimuti dan menyertai hidup kita sehari-hari. Kecuali berada di ruang hampa udara, mau tidak mau kita selalu terselimuti udara. Udara yang menyelimuti kita tersebut menjaga suhu badan kita, melindungi kita dari rangsang eksternal tubuh yang membahayakan kita. Udara tersebut tersusun atas lapisan-lapisan udara/ gas yang bermacam jenisnya. Salah satu elemen dari lapisan udara tersebut kita gunakan sebagai bahan bakar untuk melakukan proses kehidupan yaitu oksigen. Tanpanya, kita tidak akan dapat hidup. Atmosfer yang tersusun atas udara/ gas yang bersih dan sehat membuat kita dapat hidup dengan lebih baik. Sebaliknya, jika atmosfer tersebut tersusun atas udara/ gas yang kotor dan tidak sehat, hidup kita pun tidak akan sehat.

Atmosfer juga memiliki makna konotatif yaitu suasana yang menyelimuti/ menyertai kita dalam aktivitas: saat bekerja, bercakap-cakap dengan teman, menonton film, atau juga mendengarkan musik. Suasana yang dimaksud adalah perasaan, kondisi mental dan emosi, atau juga suasana hati [atau mood]. Suasana tersebut bisa personal bisa juga kolektif.

Saat beraktivitas, kita selalu mengalami atau membawa perasaan tertentu. Melalui cara tertentu juga perasaan-perasaan itu dapat mempengaruhi kita dalam berinteraksi dengan orang lain, dalam mengalami sesuatu, dalam memaknai sesuatu. Bayangkan jika setiap hari kita dipenuhi amarah dan dendam, selalu curiga atas apa yang dilakukan orang lain, dan selalu menaruh iri pada orang lain. Kira-kira atmosfer apa yang akan tercipta di sekitar kita? Saya yakin atmosfernya pastilah kurang menyenangkan.
Kita juga mengetahui dan mempunyai pengalaman bahwa musik dapat menghadirkan perasaan-perasaan tertentu. Seringkali intensitas perasaan yang ditimbulkan oleh musik cukup kuat. Dan dengan cara tertentu perasaan-perasaan tersebut dapat terbagi kepada orang lain yang berada bersama kita. Bayangkan jika saat kita mendengarkan/ bermain musik bersama perasaan-perasaan yang dialami setiap orang di dalamnya terbagi kepada yang lain. Akan terciptalah perasaan-perasaan atau suasana hati yang menyelimuti kegiatan mendengarkan/ bermain musik tersebut. Atmosfernya pasti amatlah ‘kental’. Dan bayangkan juga jika perasaan yang terbagi dan atmosfer yang tercipta adalah gembira, senang, dan nyaman. Menyenangkan sekali bukan? :)

Musik mempunyai daya yang kuat untuk dapat menciptakan atmosfer yang baik. Kita sering merasakan bahwa musik dapat membuat kita bergembira bersama-sama, merasakan haru yang mendalam, atau terbangkitkan rasa nasionalisme. Di sisi lain, atmosfer yang sudah ada dapat mempengaruhi kita dalam mengalami musik: dengan suasana yang menyenangkan dan hangat kita akan dapat merasakan bahwa musik dapat membantu kita dalam berinteraksi dengan orang lain; dalam atmosfer yang tenang dan damai kita dapat merasakan bahwa musik itu indah; dalam suasana yang antusias dan sederhana kita dapat lebih menghargai pentingnya proses dalam bermusik. Musik dapat menciptakan atmosfer yang baik bagi kita dan sebaliknya, atmosfer yang baik akan membantu kita untuk mendapatkan pengaruh positif musik bagi kehidupan kita.

Tentunya kita ingin agar kita selalu hidup dalam atmosfer yang baik, menyenangkan, dan sehat. Paragraf di atas dapat kita jadikan panduan dalam membuat tips untuk menciptakan atmosfer yang baik dalam bermusik sekaligus juga untuk menggunakan musik untuk menciptakan atmosfer yang baik. Bermusiklah [mendengarkan, mencipta, bermain] dengan tujuan yang baik. Menggembirakan perasaan kita, menyalurkan perasaan sedih, mengajak anak bergembira bersama, menyehatkan badan dan/ atau pikiran, atau mempelajari style musik tertentu adalah beberapa tujuan yang baik dalam berkegiatan musik. Lakukanlah aktivitas musikal pada waktu yang memang kita khususkan untuk itu, dan gunakan waktu yang tidak menyita pekerjaan atau tugas kita. Dalam kondisi apapun, usahakan untuk mendapatkan setting yang paling nyaman bagi anda. Peka jugalah pada kebutuhan orang-orang di sekitar kita, pastikan kegiatan musik kita tidak mengganggu anak kita, orang yang ada di sebelah kita, atau tetangga rumah kita :) Jangan lupa untuk secara sederhana mengkomunikasikan pengalaman berharga yang kita dapat dalam beraktivitas musik dengan orang lain. Dengan mudah kita dapat menggunakan bahasa non verbal yang menunjukkan apresiasi atas musik yang kita nikmati: senyum, menaikkan alis mata, atau bahkan berjoget bersama! Dan yang juga penting [kalau tidak bisa dikatakan paling penting], nikmatilah musik dengan pikiran yang positif dan terbuka. Seperti yang pernah dikatakan seorang tokoh pendidikan musik, James Mursell: “Sebenarnya dalam mendengarkan musik, kita lebih menggunakan pikiran kita dibandingkan telinga kita”.

Selamat bermusik, selamat membuka pikiran kita, dan selamat menikmati suasana yang indah dan menyenangkan, karena dengan atmosfer seperti itulah banyak potensi dan pengaruh positif musik niscaya dapat kita rasakan.


-p. b. adi-

Saturday, September 22, 2007

Musik sebagai Sarana Pendidikan Anak

Tidak perlu dipungkiri, musik mempunyai pengaruh besar dalam kehidupan kita. Dan pengaruh positif musik dalam kehidupan kita merupakan suatu topik menarik untuk dibicarakan. Menarik karena pengaruh positif tersebut relatif tidak terlihat [intangible] walaupun konkrit [dapat kita rasakan]. Pengaruh positif musik tersebut bahkan sudah terjadi pada saat awal perkembangan kita sebagai individu.

Musik terbukti sangat membantu perkembangan otak, perkembangan indera, perkembangan kemampuan bahasa, dan kemampuan sosial anak usia dini [hingga 6 tahun]. Dalam beberapa penelitian neuromusikal, musik terbukti membantu perkembangan otak manusia khususnya pada planum temporale bagian kiri, di mana bagian otak ini berperan besar dalam perkembangan bahasa. Dengan hasil penelitian ini, musik dianggap mampu membantu perkembangan bahasa anak.

Sebuah fakta menarik tentang perkembangan bayi terjadi pada awal abad 20:
Di panti-panti asuhan di Eropa dan Amerika terjadi bencana besar di mana angka kematian bayi berusia di bawah satu tahun mendekati 100%(1), walaupun bayi-bayi itu mendapatkan nutrisi yang cukup. Bencana tersebut mulai dapat teratasi di sebuah panti asuhan di Jerman, setelah pihak panti asuhan menyewa seorang wanita sebagai pengasuh untuk memberikan stimulasi afeksi pada bayi-bayi di sana. Angka kematian yang mendekati 100% tersebut secara drastis menurun setelah bayi-bayi itu diberikan cinta dan sayang oleh si pengasuh.

Bagaimanakah memberikan rasa cinta dan sayang kepada bayi? Tiga cara utama untuk mengkomunikasikan cinta dan sayang kepada bayi adalah melalui berbicara, bernyanyi, dan memberikan sentuhan. Kegiatan musikal dapat dengan baik menyampaikan cinta dan sayang itu kepada bayi. Salah satu metode yang efektif dan sering digunakan adalah motherese. Motherese adalah cara khusus berbicara ibu kepada bayinya. Cara ini sarat dengan elemen musikal melalui variasi tinggi nada suara, irama, dinamika, dan warna suara ibu [atau pengasuh]. Ingat-ingatlah kembali ketika Anda melakukannya pada anak Anda [atau keponakan Anda]. Dengan cara ini anak bukan hanya merasakan cinta dan sayang, namun ia juga mulai belajar bahasa lisan.

Rangsangan ritmik pada bayi berupa timangan juga terbukti membantu anak untuk lebih cepat mendapatkan bobot yang optimal. Dalam timangan, anak diajak untuk melibatkan seluruh tubuhnya melakukan gerakan ritmik, gerakan teratur berdasarkan ketukan tertentu. Anak yang mendapat timangan juga akan lebih cepat dalam perkembangan indera penglihatan dan pendengaran, serta terbukti lebih cepat mendapatkan siklus tidurnya.

Kegiatan bermusik juga membantu perkembangan kemampuan motorik anak. Secara alamiah, elemen ritmik pada musik dapat membuat anak menggerakkan tangan, kepala, dan kakinya. Dengan cara yang tepat, rangsangan ritmik pada anak akan membuatnya belajar mengkoordinasi organ tubuhnya untuk berespon atau melakukan sesuatu dengan baik dan benar [memegang sesuatu, melompat, berjinjit, dll.]

Melalui musik, anak juga belajar bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang lain. Sebagai contoh adalah permainan hom pim pa, dan sut. Dalam permainan ini kemampuan anak untuk mengeksekusi gerakan sesuai ritme sangat diperlukan: jika terlambat akan dianggap curang, jika terlalu cepat akan sangat dirugikan. Hampir seluruh permainan anak-anak yang dilakukan bersama-sama menggunakan musik dalam bentuk gerak dan lagu. Gerak dan lagu ini membantu anak untuk melibatkan aspek motorik, intelektual, dan emosi anak dalam sebuah kegiatan bersama.

Jika kita perhatikan dengan seksama beberapa paragraf di atas, kita dapat melihat bahwa musik dapat membantu anak-anak untuk mengaktualkan potensi motorik, intelektual, dan emosinya. Dan jika kita rujuk pada akar kata pendidikan [Inggris: education, dari bahasa latin: educare yang berarti mengeluarkan, mengaktualkan, dan mengembangkan potensi seseorang] maka musik adalah juga sarana pendidikan bagi anak. Musik dapat membantu anak untuk berkembang, untuk mengaktualkan potensi-potensinya.

Selamat bersenang-senang sambil bermusik dengan anak-anak Anda, masih belum terlambat bagi kita untuk 'mendidik' mereka dengan berkegiatan musik bersama.

-p. b. adi-


(1) Bencana tersebut diberi nama marasmus. Marasmus merujuk pada kondisi di mana bayi yang berusia di bawah satu tahun akan meninggal jika tidak cukup menerima cinta dan sayang.

Friday, August 31, 2007

Musik itu [seyogyanya] Menyenangkan

Apa yang kita harapkan dari kegiatan kita memberikan pendidikan musik kepada anak-anak kita?

Lebih dari satu dekade terakhir ini, kita banyak di'bombardir' dengan data-data [baik yang empirik maupun spekulatif] tentang pentingnya musik bagi perkembangan anak-anak. Dari mulai pengaruhnya terhadap kemampuan bahasa, kemampuan berhitung, juga kedisiplinan anak. Tidak sedikit orang tua yang kemudian 'berlomba' memberikan stimulasi musik kepada anaknya dalam dosis dan formula yang dianjurkan. Tujuan mereka adalah agar anak-anak mereka cepat berkembang kemampuan bahasanya, jenius dalam matematika, serta disiplin di rumah dan di sekolah. Musik dianggap sebagai zat mujarab yang dapat mengatasi masalah perkembangan anak, dan salah satu akibatnya [sayangnya] musik yang ‘baik’ menjadi 'barang' eksklusif yang hanya bisa didapat dan digunakan oleh mereka yang mampu mengadakannya sesuai formula dan dosis yang dianjurkan.

Dari sekian banyak informasi tentang pentingnya musik bagi perkembangan anak, sedikit sekali yang melihat dan membahas bahwa salah satu pengaruh besar musik terhadap anak-anak adalah memberikan mereka pengalaman yang sangat indah yaitu SENANG. Mari kita ingat-ingat lagi betapa senangnya kita mendengarkan orangtua kita meninabobokan kita dengan suaranya yang indah [atau pas-pasan]; betapa senangnya kita menyanyikan lagu-lagu mengiringi permainan bersama teman-teman; betapa antusiasnya kita membuat sendiri alat yang bisa menghasilkan bunyi-bunyian yang unik!
Bunyi sebagai rangsang yang kita dengar tidak pernah terlepas dari kehidupan kita.

Almarhum John Cage, seorang komposer kontemporer -> avant garde ternama abad 20 pernah mencoba untuk merasakan/ mengalami keheningan/ sunyi [tidak ada bunyi]. Bersama dengan rekan-rekan teknisi suara, ia merancang sebuah ruangan yang kedap bunyi dan tidak berakustik. Akhirnya ruangan 'sunyi' itu jadi terbangun. Setelah beberapa saat berada dalam ruangan itu mencoba merasakan keheningan, John Cage menyadari bahwa ada dua bunyi bising [noises – suara yang mengganggu] yang konstan ia dengar: pada frekuensi tinggi dan rendah. Pengalaman itu kemudian diteliti dan akhirnya diketahui bahwa bising tersebut berasal dari dalam dirinya sendiri: pada frekuensi tinggi berasal dari kerja sistem syaraf, dan pada frekuensi rendah berasal dari sirkulasi darahnya. Sadar atau tidak, kita selalu mendengar bunyi dan dan bahkan juga bising, walau kita tidak selalu menyimaknya. Hal tersebut mungkin dapat menjelaskan bahwa kita akan merasa senang dan bahagia jika mendengarkan bunyi/ suara yang tersusun dengan teratur dan baik [musik].

Tulisan ini tidak bermaksud menidakkan pengaruh-pengaruh musik yang banyak diinformasikan satu dekade terakhir di atas. Tulisan ini hendak menguatkan hal-hal tersebut dengan mengajak kita semua untuk melihatnya secara lebih sederhana lagi: bahwa musik dapat membuat kita SENANG dan BAHAGIA. Musikal tidak hanya berarti 'peka dan responsif atas rangsang musik' (Hodges, 1996) atau ‘pandai bermain alat musik/ bernyanyi’, lebih dari itu musikal juga menyiratkan kesenangan dan kebahagiaan saat mengalami musik.

Jika Anda percaya bahwa dengan musik anak Anda akan menjadi cerdas, disiplin, dan pandai bergaul, janganlah lupa bahwa anak Anda berhak mendapatkan juga kesenangan dan kebahagiaan dari kegiatannya dengan musik. Seyogyanyalah kegiatan musik anak berlangsung dalam suasana yang menyenangkan. Musik pilihan dari karya agung Mozart tidak akan dapat ‘menyulap’ anak-anak kita menjadi cerdas dan mampu bersosialisasi dengan baik jika kebutuhannya untuk merasa bahagia tidak terpenuhi. Karena dalam perasaan senang dan bahagialah anak-anak kita dapat mewujudkan potensinya yang begitu indah.

-p. b. adi-

Wednesday, August 15, 2007

Memberi Nilai pada Musik [Valuing Music]

Saya yakin, Ibu-ibu, Bapak-bapak, dan saudara sekalian sudah cukup banyak membaca tulisan tentang pengaruh musik bagi kesejahteraan hidup: kesehatan fisik-mental, kecerdasan, kuatnya ingatan, tingginya konsentrasi, dll. Sejak jaman dahulu 'misteri' hubungan musik dengan manusia terus diteliti dan masih menjadi bahasan yang menarik hingga sekarang. Dengan ditemukannya teknologi perekaman audio dan media massa elektronik, musik dapat dengan mudah kita nikmati. Kita tidak perlu menantikan konser musik atau acara keagamaan untuk mendengarkan musik. Selama kita memiliki alat pemutarnya, kita tinggal membeli rekaman lagu-lagu baik dalam bentuk piringan hitam, kaset, CD, atau DVD. Musik semakin akrab dengan kehidupan kita. Konsekuensinya, kita seringkali bingung, mau mendengarkan musik apa, yang seperti apa, ciptaan siapa, atau siapa yang membawakan. Mudahnya kita menikmati musik kadang dapat membuat kita bosan mendengarkan musik. Di mana-mana diputar rekaman lagu. Bahkan kadang-kadang, di beberapa tempat yang terpisah lagu yang diputar adalah lagu yang itu-itu saja. Tergantung lagu mana yang sedang banyak digandrungi masyarakat..

Orang-orang kemudian mulai mencari tahu, musik apa/ yang mana/ karya siapa yang paling baik untuk mengatasi masalah tertentu. Banyak formula dicari, diciptakan, dan diuji. Komposisi musik mana yang dapat menimbulkan perasaan haru; karya siapa yang dapat membuat kita cerdas; lagu apa dalam versi bagaimana yang dapat membuat kita antusias, dll. Musik tak ubahnya seperti obat yang dapat diresepkan untuk penyakit tertentu. Pengalaman kita akan musik mulai kehilangan sifatnya yang personal, unik, subjektif, dan unreplicable.

Namun apakah sebegitu reaktifnya manusia atas musik yang didengarkannya? Apakah tidak ada pengaruh faktor keterlibatan manusia saat mendengarkan atas 'manjur'nya musik?

Beberapa penelitian psikologi musik awal abad 21 ini justru melihat bahwa pengaruh positif musik pada manusia tidak semudah analogi obat atas penyakit tertentu. Dr. Alexandra Lamont, pakar psikologi musik dari Universitas Keele di Inggris mengatakan bahwa tidak ada bukti yang menyatakan bahwa hanya dengan mendengarkan musik dapat memberi pengaruh pada kecerdasan maupun emosi anak. Beberapa fakta menunjukkan bahwa keterlibatan aktif dengan musiklah yang menyebabkan musik mempunyai pengaruh positif bagi kita. Aktif di sini tidak hanya bermakna fisikal atau motorik, tapi juga secara mental, emosional, dan spiritual.

Memberi makna dan nilai pada musik sebagai suatu hal yang berharga, bermanfaat, dan menyenangkan mengimplikasikan pemberian sikap positif kepada musik. Musik tidak hanya sekedar dipandang sebagai suatu rangkaian bunyi yang harus dimainkan/ didengarkan, namun juga rangkaian bunyi yang indah, yang jika disimak lebih dalam bisa menyampaikan sesuatu yang berharga kepada kita. Pemberian sikap positif ini juga mengimplikasikan semangat dan perasaan gembira dalam mengikuti kegiatan musik. Bagi anak-anak usia dini [0-6 tahun] musik seyogyanya adalah suatu kegiatan yang menyenangkan baik dari saat persiapan, proses belajar, dan saat menikmatinya.

Lebih lanjut lagi, banyak sekali nilai-nilai positif yang dapat kita ajarkan kepada anak-anak kita jika kita mengajarkan kepada mereka bahwa musik adalah suatu hal yang berharga, bermanfaat, dan menyenangkan. Kita dapat mengajarkan nilai respek: bagaimana mereka menghargai usaha mereka sendiri dalam berlatih, membuat, dan memainkan musik; bagaimana mereka dapat menghargai musik yang dimainkan orang lain; bagaimana mereka dapat belajar memberi dan menerima masukan atas usaha yang dijalankannya, dll. Mereka dapat belajar tentang Kerjasama: saling membantu dalam persiapan sebuah pementasan, berbagi tugas dalam memainkan komposisi. Melalui lirik lagu yang diajarkan oleh gurunya, anak-anak dapat belajar tentang Kedamaian, Kasih Sayang, Kesederhanaan, Tanggung Jawab, Kerendahhatian, juga Kedisiplinan.

Memberi makna dan nilai pada musik sebagai suatu hal yang berharga, bermanfaat, dan menyenangkan adalah pintu gerbang utama bagi kita untuk dapat mengalami pengaruh positifnya. Mari kita lebih giatkan kepada anak-anak kita bukan hanya untuk banyak mendengarkan musik, namun lebih penting dari itu adalah memberi nilai positif pada musik sebagai suatu hal/ kegiatan yang berharga, bermanfaat, dan menyenangkan.

- p. b. adi -