Monday, May 18, 2009

Musik: Teman Hidup (part 2)

Dengan sebuah gitar, seorang guru musik di sebuah SD mengiringi anak-anak kelas dua menyanyi lagu “Laskar Pelangi”di dalam ruangan. Anak-anak itu begitu antusias dan senang. Mereka menyanyi dengan bersemangat dan lantang, tersenyum, dan bahkan ada yang sambil menari-nari mengikuti alunan lagu. Usai lagu itu dimainkan mereka semua bertepuk tangan dan berteriak girang. Seorang anak mendekati si guru musik dan bertanya kepadanya: “Pak, Bapak kenapa nggak jadi musisi aja?”, teman-temannya sekelas langsung menyambut pertanyaan itu: “Iya Pak, kenapa nggak jadi musisi aja?”. Si guru hanya tersenyum tulus dan geli mendengarkan pertanyaan anak-anak itu. :)

Kejadian ini adalah sebagian kecil dari banyak fakta yang menunjukkan bahwa tidak semua dari kita sadar benar tentang praktik kemusikalan kita. Yang terhitung sebagai musik hanya apa yang dianggap sebagai lagu populer yang sering kita lihat videonya di televisi atau kita dengar di radio-radio, yang rekamannya bisa kita beli di toko-toko CD & kaset, yang dimainkan di gedung konser, atau yang ditonton ribuan orang saat dimainkan di atas panggung. Lebih lanjut lagi, ide bahwa musik adalah sesederhana memberikan kenikmatan personal, untuk dibagi kesenangannya, untuk kesukariaan bersama dalam menghasilkan bebunyian sebagai rangkaian bunyi baru yang indah, atau untuk mempererat persahabatan dan kedamaian –kesemuanya itu– dianggap sebagai suatu hal yang tidak masuk akal, atau bahkan: terlalu idealis. Jika kita lihat lagi ilustrasi di awal tulisan ini, mungkin kita sudah mulai bisa merenungkan bahwa kesederhanaan fungsi musik ternyata justrulah sangat nyata dan aktual.

Jika kita ingat-ingat lagi lagu favorit kita masing-masing, kita bisa mulai berpikir dan merasakan dengan sekujur tubuh kita: apa yang saya suka dari lagu itu; hal-hal baik apa yang saya dapat dari lagu itu; kualitas-kualitas berharga apa saja yang bisa saya ‘ambil’ dari lagu itu; pesan bernilai apa yang disampaikan oleh lagu itu; hal-hal baik apa yang bisa saya lakukan setelahnya. Maka akan kembali menjadi sosoknya yang sederhana dan lugu. Hubungan kita dengan musik akan terasa lebih akrab dan hangat. Musik bukan hanya sekedar benda dengar yang bermakna dengar yang jaduh dari keseharian kita, namun lebih dari itu, musik adalah teman hidup kita. Kita tidak bisa hidup tanpanya, walau (mungkin) tanpa kitapun musik telah, ada, dan akan selalu ada. Alam raya ini adalah saksinya. Selamat menikmati musik :)

No comments: