Tuesday, May 19, 2009

Menyajikan Musik untuk Anak Usia Dini (part. 1)

Mendengarkan/Menyimak

Musik tersusun atas bunyi dan sunyi dalam alur dan waktu tertentu. Sebagai salah satu elemen penting, bunyi umumnya kita inderai dengan pendengaran. Biasakan untuk memperdengarkan berbagai macam bunyi kepada anak-anak. Namun perlu diperhatikan agar jangan memperdengarkan bunyi-bunyian yang terlampau keras. Hingga usia 2 tahun anak cenderung takut dengan bunyi keras yang terjadi dengan tiba-tiba. Selain itu bunyi yang terlalu keras dapat mengganggu perkembangan indera pendengaran anak.
Keterlibatan anak dengan musik juga dapat diperkaya dengan cara memperdengarkan beberapa karya musik. Karya musik yang diperdengarkan kepada anak usia dini sebaiknya adalah komposisi musik atau lagu yang sederhana tema musikalnya namun kaya elemen musiknya (nada, ritme, warna suara, dinamika). Lagu-lagu folk, tradisional, atau klasik ringan seringkali merupakan pilihan yang tepat untuk diperdengarkan kepada anak usia dini. Akan sangat baik jika komposisi musik/ lagu-lagu ini dapat diperdengarkan kepada anak dalam sajian live maupun rekaman audio. Melalui live music anak akan dapat melihat secara langsung bagaimana musik dihasilkan; sedangkan mendengarkan musik melalui rekaman audio dapat melatih anak untuk berimajinasi. Dengan memperbanyak sajian musik kepada anak, anak akan semakin dapat menikmati musik.

Penting juga bagi anak untuk dilatih ‘mendengarkan’ sunyi. Sekarang ini, kita hidup dalam dunia sangat penuh dengan berisik (noise). Kondisi berisik itu berasal dari berbagai macam sumber: lalu lintas, mesin-mesin baik besar maupun kecil, air conditioner, teriakan-teriakan, efek suara pada program komputer, acara televisi, dan sebagainya. Untuk itulah ‘mendengarkan’ sunyi menjadi penting bagi anak agar mereka dapat membedakan bunyi dan berisik. Ajaklah anak untuk selama beberapa saat diam dalam posisi yang nyaman baginya (posisi tidur, atau duduk dengan kaki diluruskan ke depan) dengan mata terpejam. Minta kepada anak untuk diam beberapa saat sambil menarik nafas dalam-dalam lalu mengeluarkannya perlahan-lahan. Ajak anak untuk mendengarkan sunyi, dengan tidak membuat suara atau bunyi-bunyian. Dengan sunyi, anak akan belajar untuk tenang, dan relax. Lebih dalam lagi, sunyi dapat membuat anak belajar untuk mendengarkan dirinya sendiri.

Yang perlu diingat, mendengarkan berbeda dengan mendengar. Selain melibatkan indera pendengaran, mendengarkan juga melibatkan aspek kognisi, afeksi, dan psikomotor. Mengajak anak untuk menikmati musik dengan tenang dalam posisi badan yang baik dan nyaman serta perhatian yang penuh akan membantunya untuk belajar berkonsentrasi.
Kegiatan mendengarkan tidak hanya bagi anak. Orang tua dan pengasuh sangat penting untuk mendengarkan anak: mendengarkan bunyi-bunyian yang dihasilkannya, mendengarkan nyanyian-nyanyiannya, mendengarkan ucapan-ucapannya. Dengan mendengarkan, orang tua akan semakin dapat mengamati perkembangan anak. Lebih lanjut lagi anak yang biasa didengarkan akan terbiasa pula membagi perasaannya kepada orang lain. Ia akan peka terhadap orang lain. Ia juga bisa mendengar dan belajar memperhatikan orang lain .


Menginderai Bunyi-Musik

Semakin banyak indera yang kita gunakan untuk mempersepsi sesuatu semakin banyak pula rangsang yang akan kita alami. Secara kualitatif, hal ini dapat membuat anak kaya akan pengalamannya terhadap sesuatu. Selain melalui indera pendengaran bunyi juga dapat diinderai melalui perabaan. Ajaklah anak-anak untuk meraba instrumen musik yang sedang dimainkan agar ia dapat langsung merasakan vibrasi instrumen tersebut. Pengayaan inderawi atas musik akan membantu anak untuk semakin menghadirkan musik bagi dirinya sendiri dan untuk selanjutnya akan membantu ia menikmatinya.

No comments: